Penempatan Perguruan Tinggi (PT) kelas jauh ini sudah lama terjadi, sebagaimana yang penulis lihat adanya kelas jauh yang ada di Aceh Selatan dan ABDYA serta dikabarkan juga ada di daerah-daerah lainnya. Kelas jauh ini dibuat oleh beberapa univeritas swasta yang ada di Banda Aceh. Melihat fenomena kian membiaknya berbagai program kuliah yang sangat memudahkan mahasiswa dan cenderung melabrak berbagai aturan pendidikan. tidak menutup mata bahwa sampai saat ini banyak perguruan tinggi (PT) kelas jauh tersebut yang melakukan penyimpangan. Salah satunya adalah memberikan kemudahan untuk kelulusan mahasiswanya. Akibatnya, kualitas
PT menurun. Padahal, PT bertanggung jawab secara moral kepada masyarakat.” Bermacam persepsi timbul pembukaan kelas jarak jauh itu. Seperti hanya menjadikan proyek saja di mana afektivitas belajar pada kampus tersebut tidak sepenuhnya dilaksanakan.
Anggapan itu muncul karna pelaksanaan kegiatan belajar-megajar pada kampus kelas jauh tersebut tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Misalnya, sarana dan prasarananya yang berantakan; Pengajar diambil dari guru-guru sekolah yang ada di daerah itu sendiri. Tenaga pengajar universitas yang sebenarnya yaitu hanya masuk beberapa kali dalam satu semester yang didatangkan dari banda aceh. Secara herarkhi dalam pendidikan, yang seharusnya mengajar pada universitas adalah tamatan S2 atau tamatan S1 yang disertifikasi layak mengajar pada Universitas.
Secara kebutuhan pendidikan yang sepenuhnya untuk masyarakat, penulis setuju penempatan kampus daerah atau kelas jarak jauh itu dilaksakan. Akan tetapi proses pendidikan yang sekarang dibuat oleh kampus jarak jauh itu tidak lagi menjunjung aturan pendidkan yang sebenarnya.
Alasan akan hal ini berdasarkan realita yang ada pada pelaksanaannya tidakalah sesuai dengan herarki dan tahapan untuk mecapai proses pendidikan yang seutuhnya. Yaitu penguaasaan pencapaian sistem kredit (SKS) yang tidak dilaksanakan selayaknya seperti penguasaan mata kuliah dan pencapaian niai system kredit semester tidak seimbang artinya mahasiswa dengan mudah meperoleh nilai akan tetapi jumlah masuk mata kuliah yang 2 SKS dan 4 SKS adalah sama. Seharusnya jumlah pertemuan mata kuliah 4 SKS harus lebih dipadatkan daripada mata kuliah 2 SKS. Ironinya lagi ada mahasiswa yang masuk kuliah tidak mencapai 75% untuk mata kuliah 4 SkS mendapatkan nilai yang bagus.
Melihat hal ini maka timbul asumsi bahwa Kultur perguruan tinggi kelas jauh bukanlah dalam konteks belajar, tetapi yang penting dapat ijazah. Selain itu, kampus tersebut juga masih dipertanyakan statusnya sehingga nantinya menimbulkan keresahan dikalangan para mahasiswa dan masyarakat.
Saya mengharapkan kepada pihak terkait dalam hal ini pihak universitas-universitas yang mengadakan kelas jarak jauh agar mengevaluasi proses pendidikan yang dilaksanakan di daerah tersebut apakah sudah sesuai dengan aturan pendidikan sebagaimana yang dikeluarkan oleh DIKTI atau tidak.
Mengingat tujuan pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Oleh karena marilah dengan hati nurani kita membantu masyarakat dengan pendidikan yang sudah di atur dalam aturan pendidikan. Melihat jumlah mahasiswa yang kuliah di daerah akan terus bertambah dan apabila mereka mengetahui PT kelas jauh tersebut yang tidak sesuai dengan aturan pendidikan dan statusnya pun belum tentu diakui, dikhawatirkan nantinya itu akan menimbulkan polemic negatif dari mahasiswa/ masyarakat dan merasa mereka dibohongi oleh pihak universitas tersebut sehingga kita khawatirkan akan menimbulkan konflik horizontal.
Penulis tahu PT kelas jarak jauh yang dibuat di daerah itu adalah untuk membantu masyarakat yang ingin melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Akan tetapi system yang dibuat haruslah sesuai dengan aturan pendidikan seperti yang telah disebutkan di atas.
Penulis yakin pihak yang membuat kampus kelas jauh adalah orang-orang yang berpendidikan maka oleh karena itu pendidikan haruslah dibangun dengan cara yang berpendidikan. Dan jika pendidikan tidak dibangun dengan cara dan aturan pendidikan maka tunggulah kehancuran yang terjadi karna banyak kita melihat telah banyak orang mengikuti pendidikan tapi tidak berpendidikan. Maka oleh karena patut ditanyakan Perguruan Tinggi (PT) kelas jauh efektifkah? Wallahualam . . . !
No comments:
Post a Comment